Perbedaan SpayLater dan SPinjam

SpayLater dan SPinjam merupakan produk keuangan yang dimiliki & dioperasikan oleh Shopee. Sementara itu, ShopeePay adalah dompet digital (e-wallet) yang hanya digunakan untuk pembayaran, simpan saldo dan transfer, tidak dapat digunakan untuk pengajuan pinjaman atau bayar nanti.

SpayLater

SpayLater adalah produk keuangan dari Shopee yang diluncurkan pada 6 Maret 2019 di Indonesia, menggandeng PT. Commerce Finance sebagai mitra lokal yang legal dan diawasi OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

Awalnya SpayLater hanya dapat digunakan di aplikasi Shopee saja, kemudian merambah ke gerai offline seiring dikenalkannya QRIS oleh Bank Indonesia (BI) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) pada 17 Agustus 2019 dan mulai efektif berlaku pada 1 Januari 2020.

Kemudian, dengan peluncuran layanan baru ShopeeFood pada April 2020 yang bekerjasama dengan resto dan cafe, Shopee mengintegrasikan layanan baru ini dengan SpayLater, sehingga menambah ekosistem dan ekspansi produk “ngutang” tersebut. Kini SpayLater dapat digunakan di banyak aplikasi, seperti MyTelkomsel, MyOrbit, IM3, MyXL, MyAxis, dan berbagai aplikasi lainnya.

Selain itu, SpayLater menawarkan konversi bayar nanti (bulan depan) ke cicilan yaitu 3, 6, 12, 18, dan 24 bulan tergantung nominal yang digunakan oleh pengguna, sebelumnya hanya ada pilihan 3, 6, dan 12 bulan saja.

Shopee giat menawarkan promosi seperti kenaikan limit sementara, diskon, gratis biaya penanganan dan skor kredit pengguna, yang berpotensi mempermudah akses ke pinjaman jangka panjang di masa mendatang.

Dengan diakuisisinya Bank Kesejahteraan Ekonomi (BKE) oleh Shopee dan dijadikan bank online Seabank, SPayLater kini ditangani oleh Seabank, ketika pengguna memilih konversi paylater ke cicilan, barulah tanggungjawab pembayaran akan dipindahtangankan ke PT. Commerce Finance, dengan tambahan biaya cicilan 2,95% perbulan.

Sebelum kita ubah paylater ke cicilan, kita akan diberikan halaman RIPLAY (Ringkasan Informasi Produk dan/atau Layanan) yang diterbitkan oleh OJK.

SPinjam

Produk pinjaman ini tidak diluncurkan langsung oleh Shopee, tapi melalui program kemitraan dengan PT. Lentera Dana Nusantara, dengan nama SPinjam yang diluncurkan pada 2018, bersamaan dengan pendirian perusahaan tersebut di tahun yang sama.

Berbeda dengan SpayLater, layanan keuangan ini hanya melayani pinjaman online (pinjol), bukan Buy Now Pay Later (BNPL). Oleh karena itu, SPinjam hanya melayani pinjaman yang dananya akan masuk ke akun pengguna dan dapat ditransfer ke rekening yang telah didaftarkan sebelumnya.

SPinjam memiliki dua jenis produk utama berdasarkan fungsinya di dalam ekosistem Shopee: SPinjam untuk Pembeli dan SPinjam untuk Penjual. SPinjam untuk pembeli menawarkan pinjaman tunai tanpa agunan dengan cicilan, sementara SPinjam untuk penjual memberikan fasilitas pendanaan langsung kepada penjual, seperti yang terlihat dari beberapa sumber.

Proses aktivasi SPinjam sangat mudah, yaitu foto selfie dan foto KTP; sama seperti aplikasi pinjaman lainnya yang mensyaratkan foto selfie dan foto KTP. Tenor yang ditawarkan yaitu 3, 6, dan 12 bulan.

Biaya SPinjam meliputi suku bunga bulanan, biaya pencairan, dan denda keterlambatan. Untuk pengguna umum, suku bunga mulai dari 1,95% per bulan, biaya pencairan 1%, dan denda keterlambatan 5% dari total tagihan. Untuk penjual, suku bunga mulai dari 1% per bulan dan biaya pencairan 3%. Selain itu, ada biaya penanganan saat membayar tagihan melalui Indomaret/Alfamart (Rp2.500) atau Mitra Shopee (Rp2.000).

Kesimpulan

Baik SPayLater maupun SPinjam dan semua produk keuangan lain termasuk kartu kredit &asuransi, memiliki risiko, denda dan biaya yang kadang tidak terduga. Kita harus bijaksana sebelum mengajukan atau menggunakan produk-produk tersebut, karena berhubungan dengan uang yang sangat sensitif dan rawan disalahgunakan.

Waspada juga terhadap penipuan, scam dan spam yang mengincar data pribadi serta OTP. Pastikan selalu menjaga keamanan data dan akun untuk mencegah kerugian yang lebih besar dan tidak diduga.