Perbedaan enkapsulasi dan laminasi
Banyak cara menuju Roma, kata pepatah sih gitu. Ini juga menunjukkan banyak cara untuk lindungi dokumen kita seperti Akte Lahir, Kartu Keluarga, Ijazah dan dokumen lainnya, meskipun data online-nya enggak benar-benar aman sih. Tapi setidaknya kita berusaha supaya dokumen fisiknya aman.
Ada dua metode yang dipakai orang-orang buat ngamanin dokumen dari debu, cairan dan kotor; enkapsulasi sama laminasi. keduanya punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Supaya tahu perbedaan keduanya, kita akan pelajari mulai dari definisi, cara kerja dan perbedaan keduanya.
Enkapsulasi
Definisi
Enkapsulasi adalah metode membungkus dokumen dengan plastik transparan, enggak pakai perekat permanen. Jadi kita bisa lepas itu kapan saja. Biasanya metode yang umum dipakai yaitu menyegel tepi pleastik, supaya dokumen terlindungi tapi bisa dibuka lagi kalau perlu.
Kelebihan & Kekurangan
Enkapsulasi punya banyak kelebihan, misalnya mencegah robek, kusut, atau aus akibat tangan, gesekan, lipatan, dan sebagainya. Selain itu, bisa juga melindungi dari dari debu, air, minyak, serangga, jamur, dan polusi udara—terutama jika menggunakan bahan inert (seperti polyester archival-grade).
Karena sifatnya yang non permanen, jadi kualitas informasi dalam dokumen tetap terjaga dan enggak perlu dirusak kalau enkapsulasi mau dilepas untuk ditandatangan atau dipamerkan (misalnya di museum nasional atau daerah). Jadi dengan begitu, dokumen terutama dokumen bernilai sejarah bisa terjaga keasliannya dan tetap aman.
Tapi, enkapsulasi juga punya kekurangan yaitu enggak fleksibel buat dokumen penting harian yang sering dibawa-bawa, misalnya Kartu Keluarga atau Akte Lahir. Karena kalau mau di fotokopi atau ditandangani, di scan harus dikeluarkan dulu dari kapsul dan itu bakal merusak kapsulnya, dan kita perlu buat lagi kapsul baru (bayangkan tiap dua atau tiga minggu sekali kita harus enkapsulasi dokumen-dokumen itu).
Harga buat plastik transparan khusus seperti Mylar, juga bahan dan mesinnya juga enggak murah, apalagi buat penggunaan pribadi dirumah. Belum lagi mesin pemanas khusus kalau kualitasnya mau lebih bagus; yang harganya juga mahal.
Masalah kelembapan dan jamur juga perlu diperhatikan, di Indonesia, terutama di daerah pelosok, pegunungan dan pedesaan yang cenderung lembap dan dingin, enkapsulasi bisa mempercepat “pembusukan” dokumen, karena hawa dingin akan masuk secara perlahan kedalam kapsul. Hawa lembap dan jamur akan terperangkap didalam.
Cara Kerja
Untuk mengenkapsulasi dokumen, kita bisa lakukan cara berikut:
- Siapkan dokumen yang akan dienkapsulasi, bersihkan dulu dengan hati-hati dari debu dan kotoran
Iklan
- Pilih plastik enkapsulasi, gunakan plastik transparan khusus yang tahan lama dan enggak mengandung asam
- Letakkan dokumen diantara dua lembar plastik bening yang ukurannya sedikit lebih besar dari dokumen
- Segel bagian tepi menggunakan alat khusus (seperti heat sealer atau double tape khusus arsip) sehingga dokumen enggal nongol keluar, tapi enggak nempel ke plastik.

Biaya & Resiko
Bicara soal biaya, bukan hanya soal harga dari bahan-bahan enkapsulasi seperti plastik Mylar yang cukup mahal, harga per 50 pcs yaitu Rp. 180.000 di Shopee untuk ukuran kertas A4, harga memang bakal bervariasi antar toko dan platform, tapi akan selalu diatas harga plastik laminasi.
Waktu dan kerumitan enkapsulasi yang berdasarkan jenis dokumen jadi tantangan tersendiri. Karena tiap dokumen misal Ijazah, Akte Lahir, Surat Keterangan (SK) dll itu punya ukuran dan ketebalan yang beda-beda. Jadi memang harus hati-hati dan sabar supaya hasilnya bagus.
Terus, banyak yang gagal di proses enkapsulasi yaitu di perekat, banyak dokumen yang nempel ke pembatas atau pembatasnya yang terlalu nempel ke plastik, hasilnya enkapsulasi jadi gagal dan merugikan kita sendiri.
Laminasi
Definisi
Proses melapisi dokumen pakai plastik yang direkatkan oleh panas dengan suhu antara 95-100°C untuk dokumen tipis seperti Ijazah atau Akte Lahir, tapi untuk dokumen yang sedikit tebal, kita harus pakai suhu panas maks 110°C.
Laminasi bersifat permanen dan nempel langsung ke dokumen, jadi kita enggak bisa buka dokumennya tanpa merusak dokumennya.
Cara Kerja
Cara kerja laminasi sedikit lebih sederhana daripada enkapsulasi. Kita hanya perlu menyiapkan plastik laminasi, biasanya pakai bahan polyester (PET) dan polypropylene (PP). Bahannya yang keras dan lembut didalam menjadikannya kuat dan melekat sempurna ke dokumen jika dipanaskan dengan suhu yang cukup.

Kita bisa pakai mesin pemanas dengan suhu dibawah 100°C untuk dokumen tipis, atau 110°C jika dokumen cukup tebal, misalnya KTP. Atau kita bisa pakai setrika yang ada dirumah dengan panas sedang. Atau kalau pakai setrika takut merusak dokumen, datang saja ke tempat fotokopi, karena biasanya disana punya mesin laminasi dan biayanya cukup murah, antara 4.000 - 8.000 rupiah per lembar untuk dokumen besar seperti Kartu Keluarga atau Ijazah, dan bisa lebih murah untuk dokumen kecil seperti KTP.
Dokumen yang dilaminasi tidak perlu didiamkan supaya hasil laminasi merekat sempurna, cukup di angin-anginkan sebentar, dokumen sudah bisa dimasukkan kedalam tas atau dompet.
Kelebihan & Kekurangan
Beberapa kelebihan laminasi yaitu melindungi dokumen dari cairan, debu dan “pembusukan” dokumen akibat cuaca, lembap dan air.
Laminasi juga berfungsi sebagai “pengawet” dokumen, mengurangi risiko sobek, luntur, atau rusak karena gesekan dan penggunaan sehari-hari, termasuk banjir, karena dokumen merekat permanen, sehingga tidak ada celah air masuk.
Selain itu, laminasi juga memberikan hasil akhir yang mengkilap (glossy) atau doff (matte), membuat dokumen tampak lebih rapi dan eksklusif. Misalnya, pada sertifikat atau ijazah untuk framing, terlihat lebih formal dan berkelas.
Tapi laminasi juga tetap punya kekurangan yang enggak bisa dihindari, seperti dokumen “terkunci”, enggak bisa ditulis ulang, dicap, atau diubah. Ini juga jadi premis sebagian orang kenapa Ijazah asli enggak boleh dilaminasi.
Laminasi bukan untuk dokumen jangka panjang seperti artefak sejarah, teks proklamasi atau dokumen historis, tapi lebih cocok untuk dokumen harian, seperti yang sudah kita bahas diatas.
Plastik laminasi juga sulit didaur ulang, karena kontur permukaan yang keras, selain itu kertas dokumen juga terperangkap didalam. Dan memang enggak aman mendaur ulang dokumen seperti Kartu Keluarga, lebih baik dibakar saja
Biaya & Resiko
Risiko kerusakan juga tetap ada, misalnya dokumen slip di mesin pemanas, gosong, atau gelembung udara terjebak di dalam karena suhu yang terlampau panas atau kurang. misal suhu 80°C enggak bakal bisa melaminasi Kartu Keluarga, atau suhu diatas 100°C bakal mengkerutkan dokumen yang sama.
Untuk harganya, relatif lebih murah, kita bisa beli di Shopee dengan harga dibawah Rp. 100.000 per 100pcs (1 pak) atau laminasi ke fotokopi sekitar rumah kita, dengan harga yang masih terjangkau daripada enkapsulasi.
Kesimpulan
Enkapsulasi dan laminasi masing-masing punya kelebihan dan kekurangannya sendiri. Tujuan penggunaan, biaya dan kondisi lingkungan bisa jadi metrik penting untuk memutuskan mau pakai metode yang mana. Karena tiap metode enggak bisa dipaksakan karena menurut sebagian orang bagus, sebagian lainnya menganggap metode lain jelek.
Topik dalam Artikel Ini
Memuat kontributor…
Dan para kontributor lainnya yang mendukung MauCariApa.com.
Telkomsel OrbitPenyedia layanan internet rumah yang menggunakan perangkat modem WiFi tanpa langganan
Penyedia layanan internet rumah yang menggunakan perangkat modem WiFi tanpa langganan
Diskusi & Komentar
Panduan Komentar
- • Gunakan bahasa yang sopan dan konstruktif
- • Hindari spam, promosi, atau link yang tidak relevan
- • Komentar akan terus dipantau secara berkala
Lanjut Membaca
Pentingkah PBN dan Spam Score (SS) di era Agitasi SEO?
Apa sebenarnya Spam Score (SS) dan PBN itu? dan mengapa masih banyak yang menggunakannya?
Pecahkan masalah logistik dan ekspedisi dengan solusi Software Freight Forwarding dari Oaktree.id
Oaktree menjawab tantangan dalam industri logistik yang tidak lagi dapat diselesaikan dengan cara-cara konvensional, seperti masalah dokumen & perizinan, stock, pelaporan dan pencatatan